Kamis, 02 Juli 2009

MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS DENGAN KETAHANAN KELUARGA

Generasi berkualitas adalah para remaja atau para pemuda yang kecerdasannya tidak terbatas pada kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang bagus. Tak dapat dipungkiri, Indonesia membutuhkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Kondisi Negara Indonesia yang beralam subur dan memiliki aneka ragam sumberdaya melimpah, akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Begitu banyak permasalahan yang menimpa Negara kita tercinta ini. Diawali oleh krisis moneter, anjlognya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp. 16.000,00 menjadi sebab munculnya krisis ekonomi. Krisis ekonomi ini diikuti dengan situasi politik yang kacau dan sangat labil. Munculnya banyak kepentingan-kepentingan kelompok semakin memporakporandakan kehidupan masyarakat. Terlalu banyak agenda pemerintah, yang masing-masing menuntut untuk segera diselesaikan, namun kemampuan pemerintah terlihat kurang memadai. Ini berakibat pada kian merosotnya daya beli masyarakat.
Disinilah peran generasi berkualitas dibutuhkan. Negara Indonesia memerlukan generasi-generasi muda yang memiliki kualitas bagus untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang menerpa Negara kita. Akan tetapi ancaman terhadap generasi muda saat ini sangat bermacam-macam. Mulai dari putus sekolah, serangan berbagai bentuk pornografi hingga narkoba.
Salah satu fenomena yang ditunjukkan masyarakat yang sedang dilanda krisis di berbagai macam sisi kehidupan adalah anak-anak putus sekolah yang terpaksa atau dipaksa keadaan untuk menjadi pengamen atau peminta-minta. Awalnya mereka memang terpaksa untuk mengamen dari bis ke bis, dari lampu merah satu ke lainnya, dan menadahkan tangan meminta belas kasihan dari satu kaca jendela mobil ke yang lainnya karena keadaan ekonomi. Tetapi lama kelamaan karena kondisi kehidupan yang tidak juga


memberikan cahaya perbaikan membuat mereka terbiasa dengan kehidupan di jalanan sebagai pengamen atau pengemis. Bahkan mungkin sebagian dari mereka telah menemukan kenikmatan sebagai anak jalanan.
Keluarga lebih membuka peluang bagi anak-anaknya untuk bekerja sebagai pengamen atau pengemis daripada memberikan peluang untuk menuntut ilmu di sekolah seperti bagaimana seharusnya. Kemampuan anak menghasilkan uang dari mengamen dan mengemis membuat para orang tua enggan menyekolahkan anak-anaknya.
Dari sekian banyak ancaman-ancaman terhadap para remaja, narkobalah yang menjadi raja. Saat ini narkoba semakin menggila di kalangan para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa. Berdasarkan temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) pemakai narkoba di Indonesia telah mencapai angka lebih dari 3,2 juta jiwa dan para remajalah kelompok yang paling rentan terhadap narkoba. Narkoba memiliki efek adiktif yang membuat pemakainya akan kecanduan dan parahnya akan mengalami ketergantungan.
Banyak faktor yang menyebabkan seorang anggota keluarga menjadi pengguna narkoba. Faktor pertama adalah ketidaktahuan. Karena ketidaktahuan angota keluarga yang lain mengenai narkoba dan gejala penggunannya, akhirnya dapat membuat para pecandu berlarut-larut dalam bahaya narkoba. Faktor kedua adalah karakter. Karakter yang damai, tidak menginginkan konflik, tidak mau ada masalah, dan sangat mudah untuk dibujuk teman akan sangat mudah terjerat nerkoba. Pecandu narkoba sebagian besar 40% berkarakter damai, 25 % berkarakter popular, dan 10%nya berkarakter kuat.
Melihat bagaimana besarnya ancaman narkoba, putus sekolah kepada para generasi penerus bangsa, membuat kita berpikir akan pentingnya membentuk suatu ketahanan keluarga yang diharapkan dapat membentuk generasi berkualitas.
Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki dan menanggulangi masalah yang dihadapi. Pentingnya keluarga membentuk generasi berkualitas adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia yang lebih baik.
Namun, kondisi krisis di Indonesia semakin memperlihatkan rontoknya ketahanan keluarga. Keluarga semakin lemah dalam memfungsikan dirinya.




Fungsi pendidikan sudah diserahkan pada lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah sehingga orang tua merasa tugasnya dalam hal memperkembangkan segi intelektual anak menjadi jauh lebih ringan. Fungsi rekreasi juga telah berpindah dari pusatnya di keluarga ke tempat-tempat hiburan di luar rumah. Anggota-anggota keluarga tidak lagi menempati tempat yang berarti, karena tidak lagi dirasakan ikatan saling membutuhkan.
Generasi berkualitas dibentuk oleh lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang peduli terhadap proses pertumbuhan dan pengembangan para remaja, yang memberikan cara, memberikan fasilitas, aturan dan pemberian reward-punishment yang seimbang selama proses tumbuh kembang mereka. Disinilah peran penting keluarga dalam membentuk generasi yang berkualitas sangat dibutuhkan Jelas peran keluarga terutama orang tua sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak di segala aspek, perkembangan fisik, intelektual, emosi, moral, kepribadian dan spiritual. Kebutuhan akan kelekatan psikologis, kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental dimana diperlukan perhatian yang sangat besar dari orang tuanya, serta kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi anak agar dapat mencapai tumbuh kembang optimal.
Keluarga memiliki fungsi yang tidak terbatas. Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia pertama-tama diperoleh dari orang tua dan anggota keluarganya sendiri.
Peran orang tua dalam menciptakan generasi yang berkualitas sangatlah besar. Terkadang orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya jarang atau bahkan tidak pernah memberikan pengarahan kepada anak. Ketiadaan pengarahan dari orang tua terhadap anak, akan mengombang-ambingkan diri anak dalam suatu kebimbangan yang tidak menentu. Orang tua tidak menyadari kurangnya perhatian sama dengan membuka kesempatan kepada para pengedar dan Bandar narkoba untuk mengeruk keuntungan.
Kasih sayang dan perhatian antara sesama anggota keluarga yang besar merupakan salah satu cara membentuk ketahanan keluarga setelah memberikan pendidikan agama. Menguatkan benteng keagamaan memang menjadi sedemikian penting mengingat ancaman penyalahgunaan narkoba sangat beragam dan menyerang siapapun tanpa pandang bulu.
Sebuah keluarga yang memiliki ketahanan yang bagus akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam keluarga. Keadaan seperti itu dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosional anak yang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Apabila sebuah keluarga telah dapat mengelola sumberdaya yang dimiliki dan menanggulangi masalah yang dihadapi, maka telah memiliki ketahanan yang baik, maka Indonesia akan memiliki para generasi penerus bangsa yang kualitasnya bagus. Dengan adanya generasi berkualitas bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi sebuah Negara yang diperhitungkan oleh dunia luar.

Amieeen.........


BY : Sid Villain, Blenk-569

Tidak ada komentar:

Posting Komentar